Perencanaan agribisnis (khusus pertanian)

Usaha tani yang berhasil merupakan buah dari kehati – hatian, ketelitian dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan pada saat yang tepat. Beberapa teknik pengambilan keputusan untuk waktu yang akan datang. Perencanaan tersebut disertai pertimbangan atas hasil – hasil di masa lalu. Kegagalan maupun keberhasilan yang dialami dapat menjadi bekal untuk perencanaan selanjutnya. Catatan keberhasilan dan kegagalan tersebut merupakan informasi yang penting dalam perencanaan agar usaha tani yang akan datang menjadi lebih baik.

Baca juga : Perencanaan Dalam Usaha Pertanian

Perencanaan Menyeluruh

Perencanaan ini memperhatikan keseluruhan sumber daya yang dimiliki dan  yang akan digunakan dalam usaha tani. Perencanaan menyeluruh memiliki tujuan sebagai berikut :

  • Merumuskan keuntungan yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usaha tani.
  • Menentukan sumber daya yang akan digunakan, meliputi lahan, tenaga kerja, modal dan peralatan.
  • Identifikasi kendala – kendala yang dihadapi dan kemungkinan upaya untuk mengatasinya.
  • Perkiraan kebutuhan modal dan upaya untuk pengadaannya.
  • Perkiraan biaya dan pendapatan.
  • Perkiraan arus uang tunai.

perencanaan

Keberhasilan usaha tani sangat tergantung pada petani sebagai manajer dalam mengelola usaha taninya. Petani sebagai manajer dalam usaha tani memerlukan beberapa hal sebagai berikut :

  • Pengetahuan dan kemampuan untuk menentukan kapan menambah modal dan bagaimana menggunakannya dengan baik.
  • Pengetahuan tentang beberapa biaya bunga yang harus dibayar apabila menggunakan modal dari luar, misalnya kredit bank.
  • Pengetahuan tentang kapan harus membayar bunga dan mengangsur pinjaman dari luar agar kesinambungan usaha taninya tidak terganggu.

Kinerja dan efisiensi usaha tani yang dilakukan dengan perencanaan menyeluruh ini dapat dengan cepat diketahui melalui sistem evaluasi.

Beberapa manfaat perencanaan usaha tani antara lain sebagai berikut :

  • Merupakan pedoman mengenai apa yang akan dilakukan.
  • Mengurangi penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan usaha tani.
  • Adanya jaminan untuk mendekati tercapainya tujuan.
  • Sebagai alat evaluasi atas kegiatan yang dilakukan.
  • Menjamin keberlangsungan dan kontinuitas usaha.

Perencanaan usaha tani harus rasional, artinya sesuai dengan situasi yang nyata. Perencanaan juga harus flexibel, yaitu disesuaikan dengan situasi dan keadaan yang dihadapi. Selain itu, perencanaan usaha harus dapat dinilai dan dengan cepat dapat diambil tindakan yang tepat, serta menjamin kontinuitas usaha tani. Petani dapat menyusun rencana usaha taninya secara berkelompok dengan bimbingan petugas penyuluh pertanian atau petugas yang secara berkala berkunjung ke kelompok tani. Petugas penyuluh biasanya siap mendampingi petani dalam pelaksanaan usaha taninya.

Anggaran Kegiatan

Anggaran kegiatan meliputi hal – hal berikut :

  • Produk yang akan diusahakan dan bagaimana memproduksi.
  • Daftar kebutuhan sumber daya per unit kegitan.
  • Kuantifikasi hubungan antar kegiatan, misalnya kebutuhan pengembalian.
  • Daftar kendala yang bukan sumber daya, misalnya pemasaran.
  • Daftar biaya tetap.

Anggaran Penggunaan Sumber Daya

Usaha tani akan sukses jika segala kegiatan yang akan dilakukan disusun dalam suatu rencana. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan segala macam sumber daya, terutama penggunaan tanah dan tenaga kerja. Perencanaan anggaran sumber daya yang layak ditinjau dari segi teknis dan ekonomis memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Lahan

  • Lahan yang dibutuhkan tidak lebih luas dari lahan yang dikuasai oleh petani.
  • Jenis tanaman yang ditanam sesuai dengan jenis tanah dan kesuburan tanah atau lahan.
  • Perencanaan mencakup penentuan luas per kegiatan, penentuan jadwal tanam dan lamanya pertumbuhan, serta urutan tanam.

Baca juga : Faktor tanah sangat menentukan usaha Agribisnis

2. Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja penting dilakukan, apakah akan menggunakan tenaga kerja keluarga saja atau melibatkan tenaga kerja luar. Penggunaan tenaga kerja luar tentu akan mempengaruhi biaya karena tenaga kerja luar harus diberi upah. Penentuan penggunaan tenaga kerja dipengaruhi oleh komoditas yang diusahakan dan sifat usaha tani. Misalnya pada usaha tani padi, meskipun jumlah tenaga kerja yang dicurahkan tidak terlalu besar, namun proporsi penggunaan sumber daya tenaga kerja luar keluarga jauh lebih besar dibandingkan dengan komoditas lainnya. Pada usaha tani padi, kegiatan pengolahan tanah, penanaman, dan panen harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan agar memperoleh hasil yang diharapkan.

Baca juga : Faktor tenaga kerja dalam agribisnis

Anggaran Usaha Tani

Dalam menyusun anggaran usaha tani perlu ditentukan apakah usaha tani yang dilakukan mengarah pada usaha tani yang lebih intensif atau usaha tani yang kurang intensif. Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat empat cara dalam menyusun anggaran usaha tani, yaitu sebagai berikut :

  • Mengubah kegiatan yang telah ada sehingga pendapatan kotor meningkat tetapi pengeluaran tetap tidak meningkat.
  • Mengubah kegiatan yang telah ada sehingga pendapatan kotor meningkat tetapi pengeluraran kotor juga meningkat. Tetapi peningkatan pengeluaran kotor harus lebih kecil dari peningkatan pendapatan bersih.
  • Mengalokasikan sumber daya yang ada sehingga pengeluaran tetap turun tetapi pendapatan kotor tetap.
  • Mengalokasikan kembali sumber daya yang ada sehingga pengeluaran tetap turun tetapi pendapatan kotor total juga turun, asalkan penurunan pendapatan kotor lebih kecil dari pada penurunan pengerluaran tetap.

Cara yang pertama dan kedua diatas mengarah pada usaha tani yang lebih intensif, sedangkan cara ketiga dan keempat mengarah ke kegiatan usaha tani yang kuran intensif.

Anggaran Persial

Apabila usaha tani yang dijalankan terdiri atas beberapa cabang usaha, masing – masing cabang usaha tani perlu dianalisis untuk membantu perencanaan anggaran. Jika diketahui kontribusi masing – masing cabang usaha tani pada pendapatan total maka dapat ditentukan cabang usaha mana yang layak dikembangkan, dikurangi, atau bahkan dihentikan untuk menghindari kerugian. Pertimbangan – pertimbangan yang digunakan dalam anggaran parsial antara lain adalah tambahan pengeluaran atau pengeluaran baru, penerimaaan yang hilang, pengeluaran yang dihemat, dan penerimaan tambahan atau penerimaan baru. selisih antara tambahan pengeluaran dan penerimaan yang hilang dengan pengeluaran yang dihemat dan penerimaan tambahan menunjukkan apakah perubahan yang direncanakan menguntungkan. Jika pengeluaran yang dihemat dan penerimaan tambahan kecil dari pada pengeluaran dan penerimaan yang hilang maka perubahan yang dilakukan akan meningkatkan pendapatan usaha tani.

0 Komentar untuk "Perencanaan agribisnis (khusus pertanian)"

Back To Top