Bercocok tanam secara vertikultur sedikit berbeda dengan bercocok tanam di lahan secara konvensional. Vertikultur adalah budi daya tanaman secara vertikal atau bertingkat, sehingga penanamannya dilakukan dengan sistem bertingkat dan tidak membutuhkan banyak lahan. Sebagai contoh, biasanya di lahan satu meter persegi hanya dapat ditanam lima tanaman, namun dengan cara vertikultur dapat ditanam hingga 20 tanaman.
Sistem vertikultur sebenarnya sangat mudah dilakukan, meskipun sekilah terlihat rumit. Tingkat kesulitannya tergantung pada model dan sistem tambahan yang dipergunakan. Dalam model sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan – bahannya mudah ditemukan, sehingga dapat dilakukan oleh ibu – ibu rumah tangga. Sistem tambahan yang mempengaruhi tingkat kesulitan, yaitu jika ada keterampilan atau pengetahuan khusus yang harus diterapkan, contohnya penggunaan sistem hidrponik atau irigasi tetes.
Hampir semua jenis tanaman semusim yang pertumbuhannya tidak telalu tinggi, maksimal 1 m dapat ditanam secara vertikultur. Kebanyakan tanaman semusim tersebut merupakan jenis sayuran dan buah - buahan, tanaman merambat yang pertumbuhannya dapat diatur dengan ajir, tanaman hias dengan dengan tinggi tidak melebhi 50 cm, dan tanaman berbatang tinggi apabila tinggi tanaman dapat diatur dengan pemangkasan.
Keuntungan menanam secara vertikultur
Sistem budi daya vertikultur mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
- Populasi tanaman lebih besar per satuan luas dari pada bertanam secara konvensional karena penanaman dilakukan secara bertingkat dengan tingkat kerapatan tinggi.
- Mudah dibuat dan bahan dasar mudah diperoleh.
- Bahan dasar yang dipakai dapa terbuat dari barang bekas yang sudah tidak dipakai, seperti pipa pralon, talang air, bambu kayu, anyaman bambu, pot plastik, atau botol bekas kemasan air mineral.
- Mudah dalam pemeliharaannya, dapat dilakukan dalam waktu senggang.
- Mengurangi tingkat kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan.
- Menambah nilai estetika pekarangan karena keindahan strtuktur vertikal dengan bermacam – macam jenis tanaman.
- Dapat dipindah – pindah sesuai dengan keinginan.
- Sayuran dapat dikonsumsi dalam kondisi segar.
- Sayuran yang dihasilkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
- Investasi bangunan dan media tanam dapat digunakan lebih dari satu kali penanaman.
- Kontinuitas produksi dapat dipertahankan jika menginginkan teknik vertikultur dipakai secara konvensional.
- Satu unit vertikultur dapat ditanami beberapa jenis sayuran sesuai selera.
Kekurangan menanam secara vertikultur
Kekurangan bertanam secara vertikultur :
- Memerlukan investasi awal yang cukup tinggi
- Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan lebih lama.
- Tanaman rentan terhadap sayuran jamur karena tingkat kerapatan tinggi, sehingga menciptakan kondisi kelembapan yang tinggi.
- Investasi tinggi jika menggunakan bangunan utama berupa rumah kaca/green house.
Dalam bercocok tanam secara vertikultur yang diperlukan adalah perhatian dan perawatan.
0 Komentar untuk "Mengenal bercocok tanam sistem vertikultur"